Kucing Kembar Tiga

Keluarga kami tak mengenal perayaan hari lahir. Tidak pernah. Hari saat ada anggota keluarga berulang tahun adalah hari yang biasa saja. Paling banter hanya ada yang bilang "weiss, ana sik ulang tahun iki". Selebihnya berjalan normal. Tanpa gimmick atau pun kejutan. 

Hal ini berjalan sampai usiaku menginjak yang ke dua puluh dua. Sore sebelumnya bapak sudah menyinggung tentang ulang tahunku besok. Cuma basa-basi sambil lalu yang memecah keheningan kami menanti buka puasa. Benar-benar tidak ada yang istimewa, bahkan sampai kami bangun sahur. Normal.

***

Pagi sekitar jam sembilan, salah satu kucing kami grusak-grusuk. Sibuk menyapa kami satu per satu. Jujur, perihal bahasa kucing kami masih belum bisa paham. Kami ladeni seperti biasa. Mengelus kepalanya. Ternyata itu saja tidak cukup untuk menenagkannya. 

Si Kucing, sebut saja Nis (kami memanggil semua kucing kami dengan "nis"), menghampiri saudaraku yang tengah tergeletak di atas dipan berusaha menyimpan energi seharian. Entah apa yang ada di pikiran Si Nis ini, ia nampaknya menemukan kenyamanan di antara punggung dan kaos saudaraku. Si Nis tetap bergeming meski empunya mulai risih.

Akhirnya kami main tangan. Saudaraku memindahkannya dengan paksa (mengangkat tubuhnya). Membiarkan Si Nis perlahan merosot dari bajunya. Betapa kagetnya dia, bagian belakang tubuh Si Nis sudah berdarah. Kekagetan itu merambat, menyadarkan kami semua. Si Nis akan memulai persalinan!

Ruang persalinan segera dipersiapkan oleh Ibuk. Satu ember besar anti pecah di beri isian sarung dan bekas celana pendek favoritku. Cozy parah. Bapak tidak ingin kalah kontribusi. Beliau siaga menunggu Si Nis selama persalinan. Saat kutanya mengapa kucing lahiran perlu ditunggu, jawabnya simpel tapi pasten, "biar gak gelisah".

Persalinan berjalan lancar. Lahir tiga tai (anak kucing) pagi itu. Putih, Oren, dan Mujaer. Sementara itu dulu nama untuk ketiganya sesuai warna mereka. Alhamdulillah nampak sehat. 

***

Hari berjalan normal kembali. Hampir setiap hari selalu ada banyak pekerjaan rumah akhir-akhir ini. Sore itu aku dan Bapak mengisi ngabuburit dengan merekayasa kelistrikan di rumah. Kami punya dua pompa air dengan satu tandon air yang telah terpasang pelampung otomatis untuk memicu switch-on listrik. Tugasku adalah bagaimana membuat rangkaian yang sedemikian rupa sehingga dua pompa itu bisa digunakan bergantian sesuka kami. Sibuk betul!

Waktu berbuka tiba. Salat. Lalu, aku buka hp, mengecek ada kabar apa saja yang masuk. Kubuka grup keluarga. Di sana ibuk sudah mengabarkan kedatangan tiga kucing baru itu lengkap dengan tanggalnya. Baru aku sadar, aku punya tiga kucing yang lahir dengan tanggal yang sama dengan ulang tahunku.

Rapenting, sih wkwk. Tapi kudu nulis mben dina.

***

Tambahan dikit yang jauh menyimpang dari cerita di atas. Mungkin kondisi di luar (kamarku) sedang memanas karena tingkah laku mereka yang berkuasa. Atas keputusanku yang sejenak melepas beberapa sosial media dari hp, sedikit banyak aku ketinggalan info. Dan saat aku coba lihat, KACAU!

Postingan populer dari blog ini

MUKADIMAH

Spes Qua, Spes Quae | Ulas Bukuku

Runa dari Sumba | Ulas Bukuku