Kumpulan cerpen Leila S. Chudori yang dihimpun dalam satu buku berjudul "Malam Terakhir" ini memiliki tebal tidak lebih dari dua sentimeter. Namun, akan sangat disayangkan jika harus diselesaikan dalam satu kali duduk. Setiap cerita lebih pas jika diberi jeda untuk melamun. Mementaskan dramanya di dalam kepala, berulang kali, sampai menemukan komposisi yang padu. Membayangkan siapa aktor yang pantas memerankan tiap tokohnya, seperti apa latarnya, bagaimana angle-nya, apa musik pengiringnya, dan banyak lagi. Seolah kita seorang kurator film dengan satu naskah yang dibagikan.
Ada sembilan cerpen yang Leila sajikan. Dan saya akan berikan ulasan satu-satu. Sembilan, loh. Sembilan! Tapi berharap apa saya dengan diri saya, hahaha. Tentu singkat-singkat saja.
1. Paris, Juni 1988
Berkisah tentang seorang gadis Asia di negri Prancis. Tinggal di tempat baru. Bertetangga dengan lelaki nyentrik dan mungkin sedikit gila.
2. Adila
Penting sekali memilih ibu yang baik untuk anak-anakmu. Setidaknya mau memahami dunia anaknya. Dan waras. Adila merupakan seorang anak yang hanya mendapat kasih sayang dari bapaknya dan hanya berkawan dengan teman imajinasinya. Teman-teman Adila muncul dari buku-buku pemberian bapak.
3. Air Suci Sita
Kisah cinta sejoli yang terpisah oleh jarak atau LDR dan dihantui krisis kepercayaan akan kesetiaan. Seperti di dalam Ramayana, hanya pihak wanita yang akan ditanyakan kesucian dirinya.
Romansa dua pujangga. Satu dengan kejujuran dan ketelanjangannya, dipakainya warna baju sesukanya. Satu dengan balutan rias dan kemunafikan, harus tampil bersih di depan penjunjungnya.
5. Untuk Bapak
Sosok bapak tidak akan tergantikan, meskipun pada anak laki-laki. Pencapaian seorang anak bersama orang tuanya adalah kenangan yang padat, tebal, dan abadi. Mengisahkan kenangan Koko terhadap bapaknya. Tumbuh kembangnya, cara berpikirnya, prosesnya mengolah rasa, semua dilalui bersama bapaknya. Bekal itu yang akan dibawa setiap anak menghadapi dunia nyata mereka. Part yang paling berkesan adalah bagaimana Koko memahami karakter setiap tokoh wayang dan tetap memiliki sikap sendiri.
6. Keats
Seorang yang enggan pulang untuk ditodong pertanyaan-pertanyaan menyebalkan. Antara menyambung saudara atau mendengarkan hati kecilnya. Keputusannya ada di sebuah bandara.
7. Ilona
Perempuan yang membuat jalan hidupnya sendiri. Kalimat yang sering dikutip dari cerpen ini dan dikatakan oleh Ilona adalah "Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, pada saat itulah ia memulai suatu perjalanan yang panjang, asing, dan penuh tantangan. Dan kita harus sangat yakin bahwa kawan perjalanan kita itu adalah orang yang tepat dan bisa bekerja sama ketika meniti..."
8. Sepasang Mata Menatap Rain
Seperti yang diketahui, Rain adalah nama dari anak Leila sendiri. Entah ini cerita Rain, anaknya, atau hanya sebatas meminjam nama.Satu hal yang pasti, dalam cerita ini diperlihatan sisi rapuh orang tua, khususnya saat menghadapi kemurnian hati anaknya. Keingin-tahuan dan kepolosan seorang Rain melihat realita dunia yang tidak seindah rumahnya membuat kedua orang tuanya ikut memutar otak, memilah kata dan sikap untuk memberi penjelasan. Repot lah.
9. Malam Terakhir
Bagiku, cerita ini merupakan pilot dari cerita lain yang lebih panjang berjudul "Laut Bercerita". Dengan latar sel nan gelap gulita, Leila mengajak kita untuk marah, tegang, takut, lemas, dan murka. Biadab!!
Beberapa cerpen Leila di sini menunjukkan trauma tokoh utama. Hal ini dapat dijumpai dengan adanya teman imajinasi dari tokoh dan seringkali muncul tanpa kontrol mereka. Saya sendiri tidak ada latar belakang psikologi atau ilmu kejiwaan lainnya. Jadi, tak banyak yang dapat saya ulas. Cukup sekian.