NAMAKU ALAM | Ulas Bukuku
Satu lagi buku karya Leila S. Chudori yang berhasil saya baca karena diberi pinjam. Masih satu univers dengan novel Pulang yang mengisahkan kehidupan para eksil politik bertajuk dan pernah saya ulas pertengahan bulan Maret. Pun, Segara Alam setidaknya sudah memiliki satu babak dari bagian novel Pulang . Sempat tebersit pertenyaan yang membuat saya tidak bernafsu membaca, mengapa sosok Segara Alam masih harus diceritakan lebih dalam? Namun, satu alasan yang membuat saya mulai membuka sampul buku itu adalah pertanyaan tentang bagaimana Leila akan menceritakan sosok Alam. Bagaimana membuat pembaca yang sudah mengenal Alam tidak begitu saja bosan sekaligus memperkenalkan Alam secara rinci kepada pembaca baru? Selain caranya membangun tokoh dalam novel, Leila selalu saja memberikan refrensi sastra yang begitu intens. Epos Mahabharata tidak pernah absen dari karyanya, penulis-penulis beken, film-film populer, dan musik-musik kondang juga turut bertebaran di tulisannya. Makin banyak...