Postingan

Menampilkan postingan dengan label leila s. chudori

NAMAKU ALAM | Ulas Bukuku

Gambar
Satu lagi buku karya Leila S. Chudori yang berhasil saya baca karena diberi pinjam. Masih satu univers dengan novel Pulang  yang mengisahkan kehidupan para eksil politik bertajuk dan pernah saya ulas pertengahan bulan Maret. Pun, Segara Alam setidaknya sudah memiliki satu babak dari bagian novel Pulang . Sempat tebersit pertenyaan yang membuat saya tidak bernafsu membaca, mengapa sosok Segara Alam masih harus diceritakan lebih dalam? Namun, satu alasan yang membuat saya mulai membuka sampul buku itu adalah pertanyaan tentang bagaimana Leila akan menceritakan sosok Alam. Bagaimana membuat pembaca yang sudah mengenal Alam tidak begitu saja bosan sekaligus memperkenalkan Alam secara rinci kepada pembaca baru? Selain caranya membangun tokoh dalam novel, Leila selalu saja memberikan refrensi sastra yang begitu intens. Epos Mahabharata tidak pernah absen dari karyanya, penulis-penulis beken, film-film populer, dan musik-musik kondang juga turut bertebaran di tulisannya. Makin banyak...

Pulang | Ulas Bukuku

Gambar
Bosan sudah saya mengulas buku-buku lawas. Pada kesempatan kali ini perkenankan saya mengulas novel kembali. Dan hasil meminjam lagi. Tanpa perlu membubuhkan nama penulisnya, pembaca Laut Bercerita , Malam Terakhir , dan atau karyanya yang lain pasti langsung bisa menebak siapa pnulisnya. Leila konsisten mengajak tokoh-tokoh Mahabharata , memperkenalkan dapur nusantara, menyajikan rangakaian kalimat yang ringan, segar sekaligus berani, serta ritual menata piring keluarga Dimas Suryo dengan keluarga Arya Wibisono. Tidak perlu diragukan lagi bagaimana Leila Chudori memainkan teater di kepala pembacanya. Apik. Novel ini mengisahkan bagaimana kejadian 30 September 1965 beserta dampaknya. Baik mereka yang terlibat langsung, maupun sanak kerabat lainnya. Mereka yang kadung di luar, mencari suaka dan tak dapat pulang. Eksekusi tanpa peradilan umum dijalankan. Wawancara mencekam menanti korban. Dibuka dengan prolog dan diisi dengan tiga babak besar. Dimas Suryo, Lintang Utara, dan Segara Alam....

Cerpen-Cerpen Malam Leila | Ulas Bukuku

Gambar
Kumpulan cerpen Leila S. Chudori yang dihimpun dalam satu buku berjudul "Malam Terakhir" ini memiliki tebal tidak lebih dari dua sentimeter. Namun, akan sangat disayangkan jika harus diselesaikan dalam satu kali duduk. Setiap cerita lebih pas jika diberi jeda untuk melamun. Mementaskan dramanya di dalam kepala, berulang kali, sampai menemukan komposisi yang padu. Membayangkan siapa aktor yang pantas memerankan tiap tokohnya, seperti apa latarnya, bagaimana angle -nya, apa musik pengiringnya, dan banyak lagi. Seolah kita seorang kurator film dengan satu naskah yang dibagikan. Ada sembilan cerpen yang Leila sajikan. Dan saya akan berikan ulasan satu-satu. Sembilan, loh. Sembilan! Tapi berharap apa saya dengan diri saya, hahaha. Tentu singkat-singkat saja. 1. Paris, Juni 1988 Berkisah tentang seorang gadis Asia di negri Prancis. Tinggal di tempat baru. Bertetangga dengan lelaki nyentrik dan mungkin sedikit gila. 2. Adila Penting sekali memilih ibu yang baik untuk anak-anakmu. Se...

Biru Laut | Ulas Bukuku

Gambar
     Bercerita tentang sosok mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan aktivis tahun 1990-an. Leila S. Chudori membungkus fakta-fakta sejarah itu dengan balutan fiksi yang lembut, tapi tetap mempertahankan tekstur aslinya. Tidak banyak yang akan saya ulas karena akan lebih mengena jika membacanya (lagi) langsung. Banyak hal yang akan memberitahu kepada kita bagaimana kompleks-nya aktivisme.      Novel ini diceritakan dari dua sudut pandang, Biru Laut dan adiknya, Asmara. Bagian pertama Biru mengisahkan tentang bagaimana ia terjun menjadi aktivis, ikut turun ke lapangan, ditangkap dan diinterogasi, menyaksikan pengkhianatan, hingga berkawan dengan ikan di lautan. Bagian kedua, jatah Asmara membagikan cerita tentang keaadannya bersama mereka yang telah ditinggalkan. Perjuangan mereka menuntut kejelasan. Perjuangan mereka hidup dengan harapan. Berusaha mengikhlaskan, tanpa melupakan.     Dari "Laut Bercerita" kita dapat belajar tentang pentingnya aktiv...