Pacar Merah 1 | Ulas Bukuku
Setelah sekian tahun mengunjungi, memburu buku, atau hanya menitip uang untuk dibelikan buku random, akhirnya sedikit aku paham asal nama Patjar Merah itu. Event melapak buku di berbagai kota dengan tawaran penerbit-penerbit yang mulanya asing di telinga. Marjin Kiri, Komunitas Bambu, dan lain-lain. Buku-buku terbitan merekalah yang lambat laun menagih ruang dari bacaan yang Bung Awan sebut sebagai teenlit.
Sekalipun telah membaca karya Mochtar Lubis dan Tan Malaka yang masih sejaman dengan Matu Mona, novel Pacar Merah Indonesia ini masih cukup sulit untuk aku ikuti. Novel ini dapat digolongkan dalam fiksi-historis. Matu Mona mengambil inspirasi tokoh utamanya dari Tan Malaka dan tokoh-tokoh lain, seperti Alimin, Semaun, Darsono, dan Muso. Berbekal pengetahuan biografi Tan Malaka dari otobiografinya dan sedikit sejarah Partai Merah mungkin dapat membantu dalam memahami alur novel ini.
Daftar kata dan istilah asing yang disediakan sangat menolong pembaca. Pasalnya penyunting memilih mempertahankan gaya penulisan dan hanya memberikan sedikit penyesuaian. Banyak istilah asing yang tinggal dan istilah lawas yang justru baru aku ketahui.
Secara cerita, aku pribadi masih sukar menikmati. Khususnya di enam bab pertama. Mungkin sebagian besar dipengaruhi gaya bahasanya yang masih asing di kepalaku. Banyak bagian yang terasa hanya sekadar menunjukkan, bukan menarik-masuk pembaca ke dunia rekaannya.
Cerita dimulai dengan memperkenalkan seorang agen dari Hindia-Belanda yang tengah mendapat tugas mencari anggota Partai Merah di Kerajaan Gajah Putih. Kehidupan agen mata-mata. Mereka saling curiga meski buruan mereka sama. Hingga pada akhir tugasnya Si Agen Hindia-Belanda terpedaya dengan seorang perempuan. Perempuan yang ternyata juga seorang agen di Kerajaan Gajah Putih. Putri dari kepala reserse Kota Siam. Juga kekasih dari Pacar Merah.
Kisah lalu berganti menyorot kehidupan Musotte dan Alminsky di negri Paris. Alminsky mendapat tugas dari Semounov untuk memboyong Pacar Merah kembali, mematuhi aturan pusat. Alminsky bertunangan dengan putri dari rekan kerja Musotte dan pergi mengembara menyusuri jejak Pacar Merah. Singkat cerita perjuangan Alminsky mengejar Pacar Merah berhasil. Alminsky menjumpainya di Hong Kong, saat tentara Jepang menjadikan area kediaman Pacar Merah sebagai medan tempur.
Kehidupan Pacar Merah berlanjut dengan kisah romannya yang rumit dengan putri kepala reserse. Pacar Merah lebih memilih jalan ksatria-nya dan meminta si putri menikah dengan tunangannya. Tamat.
Kurang lebih hanya itu inti cerita yang berkesan. Dan lagi, mungkin cukup lucu mengingat Tan Malaka yang bercita menghapus logika mistika justru dikisahkan menjadi sosok yang terkenal sebagai belut licin dengan segala kesaktiaannya. Walaupun, toh dalam otobiografinya, sosok Tan Malaka memang sempat dikenal dapat berpindah-pindah sesuka hati.
Sekian yang dapat aku ceritakan mengenai Pacar Merah Indonesia 1 karya Matu Mona. Terima kasih.
